Kamis, 26 Januari 2012

YESUS LAHIR PADA TANGGAL 25 DESEMBER (MILAD AL-MASIH)

A. ANALISIS PENANGGALAN MENURUT KALENDER YAHUDI, JULIAN DAN GREGORIAN.

Dokumen Gereja pertama kali yang mencatat penetapan tanggal kelahiran Al-Masih, adalah Didascalia atau Konstitusi Rasuli (Arab: Dastur Rasuliy) yang berbunyi: “Saudara-saudaraku, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya (Natal) pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir”
[1].  Injil Lukas 1:26 mencatat, bahwa berita Malaikat Jibril akan lahirnya Yesus, terjadi pada bulan ke-6. Dalam kalender Ibrani, ada 2 macam perhitungan: Pertama, Kalender perayaan keagamaan (the Sacred calendar), yang ditetapkan sejak Bani Israel kembali dari pembuangan di Babel, dan mulai dari bulan Nisan (kira-kira April). Kedua, Kalender sipil (the Civil calendar) yang diawali dari bulan Tisyri atau Etanaim (Kira-kira bulan Oktober)
[2].  Bulan ke-6 dalam kalender sipil Ibrani adalah Adar, kira-kira jatuh pada bulan Maret. Jadi, menurut hitungan gereja waktu itu, Malaikat Jibril datang kepada Maryam pada hari  ke-25 bulan Maret yang paralel dengan minggu ke II dlm bulan Adar2/Nisan. Itulah ‘Id Bisyarat al-Adzra’ (Maryam menerima Kabar Gembira).
[3].  Karena itu kemudian kelahiran Yesus jatuh pada hari ke-25 bulan Ibrani Tebeth (Kanun al-Awwal), kira-kira 25 Desember. Dalam teks liturgis disebut hari Natal (atau ‘Id al-Milad). Hitungan ini ternyata cocok dengan terjadi konjungsi planet Jupiter dan Saturnus, yang terjadi bulan Desember tahun 7 sebelum Masehi.

            Tapi mengapa kini ada perbedaan dalam merayakan Natal: antara Gereja Barat yang merayakan pada tanggal 25 Desember, dan Gereja Timur yang merayakan tanggal 7 Januari? Harus dicatat, perbedaan itu tidak terjadi pada fakta dasarnya, tetapi akibat selisih perhitungan antara penanggalan Gregorian Barat dan penanggalan Julian yang lama yang masih dipakai di gereja-gereja Timur. Sebenarnya, penetapan pertama hari-hari raya Gereja, untuk pertama kalinya secara akurat dihitung dari Mesir. Seorang astronom Gereja Mesir, bernama Batlimous, pada akhir abad ke-2 Masehi, melakukan perhitungan secara cermat atas perintah Baba Dimitri/Demetrius, yang menjadi Patriakh Alexandria dari tahun 199-232  Penanggalan Mesir dihitung berdasarkan penampakan bintang Siriuz, yang diakui UNESCO sebagai kalender yang paling akurat dibandingkan dengan sistem penanggalan manapun yang pernah dibuat.  Jadi penenetapan perayaan Natal mula-mula jatuh pada tanggal 29 bulan Kiahk. Di wilayah kekaisaran Roma pada waktu itu berlaku kalender Julian. Kalender ini ditetapkan oleh Julius Caesar tahun 46 sebelum Masehi, yang didasarkan atas peredaran matahari. Hitungannya 700 tahun dari berdirinya kota Roma. Nah, pernah terjadi hitungan kalender Julian ini salah. Lalu seorang astronom, Mesir, Sosiginous, memperbaikinya yaitu menyesuaikan dengan tahun Coptic yang terdiri dari 365 hari. Kalender inilah yang diikuti seluruh Gereja baikdi Timur maupun di Barat sampai abad ke-16 Masehi. Pada tahun 1582, Paus Gregorius dari Roma membuat modifikasi dari kalender Julian ini, yang kemudian disebut Kalender Gregorian hingga sekarang. Kalender inilah yang sampai hari ini diikuti oleh Gereja Barat: baik Katolik maupun gereja-gereja Protestan. Sedangkan gereja-gereja Timur dari dahulu hingga sekarang tetap menggunakan Kalender Julian itu.
             Lalu mengenai perbedaan jatuhnya perayaan Natal di Barat dan di Timur itu? Nah, perbedaan itu mula-mula disebabkan karena perbedaan dalam menghitung jatuhnya ‘Idul Fashha (Perayaan Paskah). Konkritnya, Gereja Barat menetapkan jatuhnya perayaan Paskah tepat pada bulan purnama musim semi. Ini mengikuti kebiasaan Paskah Yahudi. Padahal orang Yahudi memakai kalender bulan, yang setahunnya hanya terdiri dari 354 hari. Itu berarti selisihnya dengan kalender matahari 10 hari. Dalam hal ini, Paskah Yahudi memang selalu jatuh pada bulan purnama. Karena perhitungan peredaran bulan tadi. Tetapi tidak demikian dengan Paskah Kristen, yang dihitung berdasarkan peredaran matahari. Akibatnya, pada tahun-tahun lain bulan purnama jatuh sebelum jatuhnya perayaan Paskah Kristen. Nah, waktu itulah jatuhnya Paskah di Barat harus dimajukan. Sedangkan gereja-gereja Timur menghitungkan jatuhnya Paskah selalu pada hari Minggu. Tidak peduli tepat pada bulan purnama atau tidak. Sebab yang menjadi patokan bukan lagi pengorbanan domba dalam kalender Yahudi, sebab Yesus sendirilah “Anak Domba Paskah kita” (1 Korintus 5:7).

             Pada tanggal 5 Oktober 1582, kalender Gregorian maju 10 hari. Selanjutnya, satu hari hilang pada tahun 1700, 1800, dan 1900. Akibatnya, 10 hari ditambah 3 hari menjadi 13 hari itu. Hitungannya jadi berbeda, tetapi karena kalender Barat yang menang, maka hitungan yang tepat dari Gereja Timur yaitu tanggal 29 Kiahk atau 25 Tebeth itu, harus mengalah hingga sekarang ini selalu jatuh tanggal 7/6 Januari, apabila dihitung dari kalender Barat yang maju 13 hari tadi.



B. ANALISIS BERDASARKAN KETERANGAN ALKITAB

Bagaimana kita tahu kapan Yesus dilahirkan menurut pengisahan INJIL…

Baiklah kita lihat dari Informasi Kelahiran Yohanes Pembabtis, karena dari sinilah kita dapat mengetahui kapan YESUS dilahirkan…

Informasi pertama

Kapankah Yohanes dikandung dan dilahirkan?

Luk 1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Luk 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.
Luk 1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah.
Luk 1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri

Dari narasi diatas diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Zacharia, ayah Yohanes adalah imam dari golongan Abia
2. Setelah seslesai menjalankan tugasnya dirumah Tuhan, Elisabeth ketahuan hamil.

Lalu kapan Zacharia mendapatkan giliran menjadi imam jika dia adalah seorang imam abia…

Imam Abia menurut

1 Tawarikh 24 : 10

yang ketujuh pada Hakos; yang kedelapan pada Abia;

Imam Abia mendapat giliran ke delapan dalam melaksanakan ibadah untuk TUHAN….

nah jika imam abia mendapat giliran ke 8, maka imam abia harus bertugas sebagai pemimpin ibadah pada minggu ke 10, dengan jumlah keseluruhan golongan imam yang berjumlah 24, maka Imam Abia juga harus mempersembahkan ibadah pada minggu ke 35, dengan catatan ada beberapa hari raya dimana Seluruh Imam bertugas pada hari raya tersebut.

Selengkapnya lihat di Tabel Jadwal Imam di bawah ini

Jadwal Pelayanan Imam Yahudi
Diasumsikan bahwa Persembahan Ibadah Imam Abia yang ke 35 lah yang kita pegang sebagai data untuk membuktikan PREDIKSI KELAHIRAN TUHAN YESUS

Zakharia harus menjadi imam pada minggu ke 35 atau sekitar bulan November, karena letak minggu ke 35 adalah di bulan November
Kalender Penanggalan Yahudi dan Keterangan ke Kalender Masehi dapat kita lihat di Kalender di bawah ini


Perbandingan Kalender Yahudi dan Kalender Masehi


 Luk 1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Luk 1:8 Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan (Minggu 35 atau bulan Akhir November - Awal Desember).
Luk 1:23 Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah.
Luk 1:24 Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri



dari ayat di atas kita dapatkan data bahwa Elizabet mengandung setelah Zakaria melakukan Tugas Keimamannya artinya Elisabet mulai mengandung pada bulan Kislev.



Kemudian, kita rujukan data ini ke BUKTI dari Injil yang lainnya

Malaikat Gabriel mendatangi Maria pada saat usia kehamilan Elisabeth memasuki bulan ke enam (6)

Luk 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
Luk 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Luk 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Dari data di atas kita dapatkan bahwa MARIA mulai mengandung saat ELIZABETH mengandung selama 6 bulan.

Awal Elizabeth mengandung adalah bulan Kislev, jika MARIA mengandung saat umur Kandungan Elisabet 6 bulan, maka Maria akan mulai mengandung pada bulan Iyar dan melahirkan pada bulan Tevet (Akhir Desember - Awal Januari)

Selengkapnya dijelaskan dalam gambar;


Jadi prakiraan kelahiran Yesus Kristus menurut kronologi pengisahan dalam INJIL dan sesuai dengan kebiasaan penanggalan Yahudi dalam Taurat, maka Gereja mula-mula / Gereja Perdana / Gereja Orthodox menetapkan bahwa Yesus lahir di Akhir Desember atau Awal Januari, Ditetapkanlah dalam Kalender Liturgi Gereja bahwa Masa antara Akhir Desember hingga awal Januari adalah Masa Natal / Miladulmasih / Kelahiran Kristus.

Gereja menetapkan bahwa 25 Desember / 29 bulan Khiak (sesuai penanggalan Gereja Awali di Mesir) sebagai Kelahiran Yesus akhirnya menggantikan kebiasaan kaum kafir yang menyembah Dewa, dengan ajaran baru yang Monotheisme, Kebetulan seperti ini mengakibatkan Perayaan Hari besar Kaum kafir itu seolah-olah dikristenisasikan, kemudian dilihat dari Prakiraan Kelahiran Yesus yaitu di Akhir Desember atau Awal Januari maka, tanggal 25 Desember tersebut memperingati Hari Lahir Yesus (BUKAN HARI LAHIR, TAPI PERINGATAN HARI KELAHIRAN).
Pada saat perubahan Gereja Barat menggunakan Kalender Gregorian, Gereja timur tetap setia dengan Kalender Gereja Awali yaitu 25 Desember / 29 bulan Khiak itu jatuh di 6 atau 7 Januari penanggalan Masehi yang sekarang.

Jadi Gereja Orthodox Timur merayakan Hari Kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember Kalender Gereja Awali, atau 29 Bulan Khiak menurut penanggalan Mesir Sesuai dengan catatan Gereja Awali yang menyatakan

"Saudara-saudara, peliharalah perayaan untuk kelahiranNya (Natal) pada tanggal 25 bulan ke-9 Ibrani, yaitu tanggal 29 bulan ke-4 Mesir". - The Coptic Disdacalia  Apostolorum -


Kesimpulan
Gereja  Orthodox menetapkan bahwa 6 atau 7 Januari (25 Desember Kalender Gereja Awali / 29 bulan Khiakh Kalender Mesir) sebagai Peringatan Hari Kelahiran Yesus dikarenakan di dasarkan perhitungan Kehamilan Elizabet sampai dengan Permulaan Maria mengandung.
Jadi sebenarnya bahwa Gereja Awali tidak sembarangan mengambil tanggal-tanggal peringatan untuk Tuhan, Gereja dengan pasti mempertimbangkan segalanya dalam mengambil sebuah keputusan dan tentunya mesti berdasarkan pada Data Injil dan Kitab Para Nabi.

MENJAWAB PERTENTANGAN MENGENAI GEMBALA DI PADANG
Gembala-gembala di Padang Efrata:

Penampakan Messiah di Migdal Eder



"Migdal Eder, Menara Kawanan
Domba, tempat dimana akan terjadi Raja
Messiah akan diwahyukan pada hari-hari
akhir" (Targum Yonathan, Berehit/Genesis 35:21)
"Tahun yang baik pada bulan Tebeth (Desember)
tidak turun hujan" (Talmud, Ta’anit 6b)

Mungkinkah ada kawanan domba di  padang pada musim dingin?
Dalam banyak rincian tulisannya, khususnya Kisah Para Rasul, keterangan Lukas dibuktikan sangat tepat oleh para archeolog akhir-akhir ini. Nah, dalam kaitan dengan tanggal perayaan Natal, 25 bulan Tebeth/Desember. Lukas menulis: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal dipadang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (Lukas 2:8). Pertanyaan yang lazim dikemukakan, "Mungkinkah ada kawanan domba yang digembalakan di padang pada waktu malam di musim dingin?". Pertanyaan ini, tentu saja memustahilkan penanggalan Gereja seperti yang sudah kita bahas mengenai tanggal Kelahiran al-Masih.

Pertanyaan itu memang menarik. Tetapi sayang sekali, semua sikap yang cenderung meremehkan kisah-kisah seperti itu dalam Alkitab, kurang dilengkapi dengan pemahaman yang memadai mengenai latarbelakang tradisi Yahudi. Khususnya mengenai pengharapan Yahudi mengenai kedatangan Messiah. Pertanyaan di atas, dapat dijawab dengan mengemu-kakan 2 fakta dasar sebagi berikut :

Pertama, sesuai dengan pengharapan Yahudi tampaknya yang dimaksudkan Lukas dengan padang gembala itu bukan padang gembala biasa. Tetapi menunjuk kepada Migdal Eder, "Menara Kawanan Domba" yang disebut dalam Targum Yonathan. Latarbelakangnya, seperti dicatat dalam Kejadian 35:16-22. Di situ dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu ia melahirkan Benyamin, yang lalu dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu Bethlehem. Kubur Rahel itu ada di Bethlehem hingga sekarang. Di sebuah bangunan dengan kubah putih, di situ ada Menorah dan tulisan Ibrani: Qubr Rahel, "kuburan Rahel". Dalam Targum Yonathan, Migdal Eder, "Menara kawanan domba", tempat Israel memasang kemahnya (Kejadian 35:21), disebut sebagai tempat Messiah akan dinyatakan. Menurut literatur Yahudi: Mishnah, Sheki-nah 7,4 domba-domba yang disebut dalam kaitan dengan Migdal Eder itu bukan domba-domba biasa, tetapi domba-domba kurban Bait Allah, yang dijaga oleh gembala-gembala khusus pula yang diikat oleh peraturan rabbi-rabbi Yahudi. Karena itu, letak Migdal Eder menurut keterangan Mishnah tadi di suatu jalan tertutup dalam perjalanan dari Bethlehem menuju ke Yerusalem. Yang jelas, apa yang sekarang disebut Sahl al-Ra’wat (The Sepherd s Field) di Beyt Sahour, itu hanya kira-kira saja. Artinya, jauh dari keterangan yang diberikan Mishnah. Nah, karena tempat itu memang tempat tertutup, mungkin semacam benteng begitu, maka "domba-domba di padang itu dibiarkan digembalakan, baik pada saat musim panas maupun musim hujan". Demikian keterangan yang terbaca dalam Talmud, tractate: Bezah 40a, Tsepta Bezah 4:6.  Nah, untuk ukuran domba-domba biasa di padang belantara memang tidak mungkin, sebab domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turunnya hujan pertama (kira-kira bulan Nopember)". Bahwa Bait Allah di Yerusalem mempunyai persediaan khusus seperti itu, jelas dari fakta bahwa tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban hampir dalam semua lingkaran tahun liturgis. Dalam penanggalan liturgi Yahudi, perayaan yang jatuh pada bulan 25 Kislew sampai 2 Tebeth (Desember/Januari) adalah Hari Hanuka ("penahbisan Bait Allah"). Hari raya ini memperingati kemenangan Yuhuda/Yudas Makabe pada tahun 165-164 sebelum Masehi, karena kejahatan Anthiokus Epifanes yang menajiskan Baitul Maqdis itu (2 Makabe 10:6). Dalam Yohanes 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini adalah penyalaan lampu-lampu terang, sehingga sejarahwan Flavius Yosephus menyebutnya : "Hari Raya Terang" (Antiquities 12:325). Barangkali dari upacara inilah, ummat Kristen mengadaptasi penyalaan lilin-lilin dan lampu Natal. Jadi, TIDAK USAH CURIGA DAN TAKUT DULU bahwa ritus-ritus Natal itu asalnya dari paganisme, meskipun kita tidak mengecilkan makna kontekstualisasi yang dalam pada agama apapun di dunia ini.

Kedua, secara umum biasanya pada musim dingin, maka gembala tidak menggembalakan domba-dombanya di padang. Ya, ini kan pada umumnya. Apa di dunia ini tidak pernah terjadi waktu-waktu yang khusus? Jawabnya: Ya, tentu saja pernah terjadi. Jadi, biasanya memang pada bulan Tebeth/Desember curah hujan sangat besar. Orang-orang akan menggigil kedinginan bila berada di luar. Tapi, ternyata tidak selamanya pada bulan Tebeth turun hujan. berdasarkan bukti, Dalam Talmud, Ta’anith 6b,: "Tahun baik dalam bulan Tebeth (Desember) tidak turun hujan".  Apa maksud-nya? Ya, memang pernah terjadi "salah mangsa, salah musim". Dalam hubungan dengan itu, Talmud malah secara eksplisit mencatat bahwa pada musim dingin: "domba-domba digembalakan di padang". Untuk lebih mantabnya, kutipan bahasa Ibraninya: alu hen midbariyot. The flocks which pastured in the wilderness.  "Apakah tidak masuk akal apabila kita berfikir bahwa pernah ada waktu yang disiapkan secara khusus oleh Allah: suasana ramah, hari biak dan cuaca yang bagus?". Kelahiran Messiah sendiri, Putra Allah yang lahir dari seorang perempuan Yahudi di Palestina itu terjadi: Fa lama tamma al-Zaman. "When the fullness of the times had come" (Galatia 4:4). Ya, mungkin penafsiran ini terlalu jauh. Tapi begitulah kita haqqul yaqin, mengimani misteri Ilahi. Kesimpulan, sekali lagi tidak ada yang janggal dengan kelahiran Sayidina Almasih pada bulan Tebeth/ Desember, sebagaimana yang ditetapkan dalam hitungan liturgi Gereja selama ini.

Pustaka:
  1. Markus Aziz, Khalil, The Coptic Orthodox Church (Montreal, Canada: The Coptic Orthodox Patriarchete,t.t), p.35.
  2. Bambang Noorsena, Renungan-renungan Idul Milad (Natal) di Tanah Suci Israel/Palestina (Malang: Studia Syriaca Orthodoxia,1999)
  3. Richard Booker, Jesus in the Feast of Israel (Shippensburg, PA: Destiny Image Publishers, 1987), pp.10-11. Cf. “Syriac Calendar” dalam Alexander Roberts, D.D and James Donaldson, L.L.D (ed), The writings of The Fathers Down to A.D. 325 Ante Nicene fathers. Volume 8 (Peabody, Massachussets, 1994), pp.666
  4. “Al-A’Id al-Tsabitah”, dalam Mar Ignatius Zakka I ‘Iwas, At-Tuhfat ar-Ruhiyat fii ash Shalat al-Fardhiyat (Allepo: Dar Al-Raha lil Nasyir, 1990), p. 204
  5. Iris Habib al-Mishr, The Story of The Copts (Kairo: The Middle East Council of Churches, lt.t), p. 563
  6. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelahiran_Yesus
  7. http://filsafat.kompasiana.com/2010/01/04/sejarah-natal-bukan-untuk-memperingati-kelahiran-yesus-kristus/
  8. Markus Aziz Khalil, Op.Cit, p.33
  9. Pengakuan itu diterbitkan UNESCO dengan judul: The Modern Science of Astrology, terbit di London, 1966.
  10. http://www.facebook.com/notes/vj-juda/yesus-memang-lahir-tanggal-25-desember/229839773754162



We Shalom Aleichem Be Shem Ha Masiach

written : Yohanes Damaskinos Arya - Persatuan Gereja Orthodox Indonesia

Al-Quran Tidak Mampu Tahan Uji, Menurut Pengakuan Tokoh-Tokoh Islam


Salah satu dasar keyakinan Kristen terhadap keaslian semua teks Alkitab adalah kemampuannya tahan uji selama 2000 tahun terhadap semua lawannya. Sebaliknya, Al-Qur’an dipastikan akan hancur kalau diuji dengan kriteria yang sama. Ternyata Alkitab adalah Firman Allah yang diturunkan – pasti, diuji dan lulus. Sama nyata adalah fakta bahwa Al Qur’an hanya karangan seorang untuk suku bangsanya sendiri yang tidak mampu tahan uji kalau keasliannya dites (diuji).
Pengaruh Metodologi Bibel Terhadap Studi Alquran
Laporan : Adnin Armas, Republika 29 November 2004
Para Orientalis dan pujangga ilmiah keislaman seperti Ignaz Goldziher (m. 1921), mantan mahasiwa al-Azhar, Mesir, Theodor Noldeke (m. 1930), Friedrich Schwally (m. 1919), Edward Sell (m. 1932), Gotthelf Bergstresser (m.1933), Leone Caentani (m. 1935), Alphonse Mingana (m. 1937), Otto Pretzl (m. 1941), Arthur Jeffery (m. 1959), John Wansbrough (m. 2002) dan muridnya Prof Andrew Rippin, serta Christoph Luxenberg (nama samaran), dan masih banyak lagi yang lain, membawa pandangan hidup mereka (world view) ketika mengkaji Islam.
Mereka mengadopsi metodologi Bibel ketika mengkaji al-Quran. Pendeta Edward Sell, misalnya, menyeru sekaligus mendesak agar kajian terhadap historisitas al-Quran dilakukan. Menurutnya, kajian kritis-historis al-Quran tersebut perlu menggunakan metodologi analisa bibel (biblical criticism). Untuk merealisasikan gagasannya, ia menggunakan metodologi higher criticism dalam bukunya Historical Development of the Quran, yang diterbitkan pada tahun 1909 di Madras, India.

Senada dengan Pendeta Edward Sell, Pendeta Alphonse Mingana di awal-awal artikelnya menyatakan bahwa:

‘Sudah tiba masanya untuk melakukan kritik teks terhadap al-Quran sebagaimana telah kita lakukan terhadap Bibel Yahudi yang berbahasa Ibrani-Aramaik dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani’.

Alphonse Mingana, Syriac Influence on the Style of the Kur’an, Manchester Bulletin 11: 1927.

Noldeke, Schwally, Bergstresser, dan Pretzl bekerja sama menulis buku Geschichte des Qorans (Sejarah al-Quran). Buku yang menggunakan metodologi Bibel ini, mereka tulis selama 68 tahun sejak edisi pertama dan selama 40 tahun sejak diusulkannya edisi kedua. Hasilnya, sampai saat ini, Geschichte des Qorans menjadi karya standar bagi para orientalis khususnya dalam sejarah kritis gubahan dan penyusunan al-Quran.

Seirama dengan yang lain, Arthur Jeffery mengatakan:
‘Kita memerlukan tafsir kritis yang mencontoh karya yang telah dilakukan oleh orientalis modern sekaligus menggunakan metode-metode penelitian kritis modern untuk tafsir al-Quran.
(Arthur Jeffery, Progress in the Study of the Quran Text, The Moslem World 25: 1935).

Jeffery selanjutnya menumpukan hasratnya untuk membuat tafsir-kritis al-Quran. Salah satu caranya dengan membuat kamus al-Quran. Menurutnya, karya-karya tafsir selama ini tidak banyak memuat mengenai kosa kata teknis di dalam al-Quran. Menurutnya lagi, para mufasir dari kalangan Muslim, masih lebih banyak yang tertarik untuk menafsirkan masih dalam ruang lingkup hukum dan teologi dibanding untuk menemukan makna asal (original meaning) dari ayat-ayat al-Quran.
Merealisasikan impiannya, pada tahun 1925-1926, ia mengkaji dengan serius kosa-kata asing di dalam al-Quran. Hasilnya, ia menulis buku The Foreign Vocabulary of the Quran (Pengaruh Kosa-Kata Asing di dalam al-Quran), Baroda: Oriental Institute, 1938). Ia berharap kajian tersebut bisa dijadikan kamus al-Quran, sebagaimana kamus Milligan-Moulton, sebuah kamus untuk Perjanjian Baru (The New Testament).
Tidak berhenti dengan kajian filologis (philological study), Jeffery juga mengadopsi analisa teks (textual criticism) untuk mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan teks al-Quran. Tujuannya untuk menetapkan akurasi teks al-Quran. Analisa teks melibatkan dua proses, yaitu revisi (recension) dan amandemen (emendation). Merevisi/recension adalah memilih, setelah memeriksa segala material yang tersedia dari bukti yang paling dapat dipercaya, yang menjadi dasar kepada sebuah teks. Amandemen adalah menghapuskan kesalahan-kesalahan yang ditemukan sekalipun di dalam manuskrip-manuskrip yang terbaik.
Jeffery telah mendapati, sejarah teks (textual history) al-Quran sangat problematis (bermasalah) karena secara hakiki, tidak ada satupun dari ortografi naskah al-Quran asli dulu yang masih ada pada hari ini (sejak ratusan tahun yang telah berlalu).
Tidak ada naskah al-Quran yang ada saat ini, yang tidak berubah.
Sekalipun perubahan naskah itu alasannya demi kebaikan, namun tetap saja, menurut Jeffery, wajah teks asli sudah berubah.
Manuskrip-manuskrip awal al-Quran, misalnya, tidak memiliki titik dan baris dan ditulis dengan khat Kufi yang sangat berbeda dengan tulisan yang saat ini digunakan.
Jadi, menurut Jeffery, modernisasi tulisan dan ortografi, yang melengkapi teks dengan tanda titik dan baris, sekalipun memiliki tujuan yang baik, namun telah merusak teks asli. Teks yang diterima (textus receptus) saat ini, bukan fax dari al-Quran yang pertama kali.
Namun, ia adalah teks yang merupakan hasil dari berbagai proses perubahan ketika periwayatannya berlangsung dari generasi ke generasi di dalam komunitas masyarakat. (Arthur Jeffery, The Quran as Scripture, New York: R. F. Moore: 1952).
Dalam pandangan Jeffery, tindakan masyarakat (the action of community) yang menyebabkan sebuah kitab itu dianggap suci. Fenomena ini, menurutnya, terjadi di dalam komunitas lintas agama. Komunitas Kristen (Christian community), misalnya, memilih 4 dari sekian banyak Gospel, mengumpulkan sebuah korpus yang terdiri dari 21 Surat (Epistles), dan menggabungkan dengan Perbuatan-Perbuatan (Acts) dan Apokalipse, yang semua itu membentuk Perjanjian Baru (New Testament).

Ini sama halnya, menurut Jeffery, dengan
  • penduduk Kufah yang menganggap mushaf ‘Abdullah ibn Mas’ud sebagai al-Quran edisi mereka (their recension of the Quran),
  • penduduk Basra dengan mushaf Abu Musa,
  • penduduk Damaskus dengan mushaf Miqdad ibn al-Aswad, dan
  • penduduk Syiria dengan mushaf Ubay.

Bagaimanapun, mushaf-mushaf tersebut lagi-lagi paralel sekali dengan sikap masing-masing pusat-pusat gereja terdahulu yang masing-masing menetapkan sendiri beragam variasi teks di dalam Perjanjian Baru. Teks Perjanjian Baru memiliki berbagai versi seperti teks Alexandria (Alexandrian text), teks Netral (Neutral text), teks Barat (Western text), dan teks Kaisarea (Caesarean text). Masing-masing teks tersebut memiliki varian bacaan tersendiri.
Melanjutkan analisisnya, Jeffery berpendapat mushaf-mushaf tersebut merupakan bagian dari mushaf-mushaf tandingan (rival codices) terhadap mushaf Usmani. Ia kemudian berkolaborasi dengan Bergstresser, guru Joseph Schacht merancang untuk membuat al-Quran edisi kritis (a critical edition of the Quran).

Dua Ilmuan Islam: Mohammed Arkoun dan Nasr Hamid
Dalam perkembangannya, metodologi tersebut juga sudah diterapkan oleh sebagian pemikir Muslim. Mohammed Arkoun, misalnya, sangat menyayangkan jika sarjana Muslim tidak mau mengikuti jejak kaum Yahudi-Kristen. Dia menyatakan:
‘Sayang sekali bahwa kritik-kritik filsafat tentang teks-teks suci — yang telah digunakan kepada Bibel Ibrani dan Perjanjian Baru, sekalipun tanpa menghasilkan konsekuensi negatif untuk ide wahyu –terus ditolak oleh pendapat kesarjanaan Muslim.’
Mohammed Arkoun, Rethinking Islam: Common Questions, Uncommon Answers. London: Saqi Books, 2002

Dia juga menegaskan bahwa studi al-Quran sangat ketinggalan dibanding dengan studi Bibel (Al-Kitab)(‘Quranic studies lag considerably behind Biblical studies to which they must be compared’). (Mohammed Arkoun, The Unthought in Contemporary Islamic Thought, London: Saqi Books, 2002).
Menurut Arkoun, metodologi John Wansbrough, memang sesuai dengan apa yang selama ini ingin dia kembangkan. Dalam pandangan Arkoun, intervensi ilmiah Wansborugh cocok dengan framework yang dia usulkan. Framework tersebut memberikan prioritas kepada metode-metode analisa sastra yang, seperti bacaan antropologis-historis, menggiring kepada pertanyaan-pertanyaan dan sebuah refleksi yang bagi kaum fundamentalis saat ini tidak terbayangkan. (Mohammed Arkoun, Contemporay Critical Practices and the Quran, di dalam Encyclopaedia of the Quran, Editor Jane Dammen McAuliffe, Leiden: Brill, 2001).

Padahal John Wansbrough, yang menerapkan analisa Bibel, yaitu form criticism dan redaction criticism kepada al-Quran, menyimpulkan bahwa teks al-Quran yang tetap ada baru ada setelah 200 tahun wafatnya Rasulullah (Muhammad). Menurut John Wansbrough lagi, riwayat-riwayat mengenai al-Quran versi Usman adalah sebuah fiksi yang muncul kemudian, direkayasa oleh komunitas Muslim supaya asal-muasal al-Quran dapat dilacak ke Hijaz (Issa J Boullata, Book Reviews: Qur’anic Studies: Sources and Methods of Scriptural Interpretation, The Muslim World 67: 1977).

Menurut Arkoun, kaum Muslimin menolak pendekatan kritis-historis al-Quran karena nuansa politis dan psikologis. Politis karena mekanisme demokratis masih belum berlaku, dan psikologis karena kegagalan pandangan muktazilah mengenai kemakhlukan al-Quran. Padahal, menurut Arkoun, mushaf Usmani tidak lain hanyalah hasil sosial dan budaya masyarakat yang kemudian dijadikan ”tak terpikirkan” dan makin menjadi ”tak terpikirkan” karena kekuatan dan pemaksaan penguasa resmi. Ia mengajukan istilah untuk menyebut mushaf Usmani sebagai ”mushaf resmi tertutup (closed official corpus)’. (Mohammed Arkoun, Rethinking Islam Today di dalam Mapping Islamic Studies, Editor Azim Nanji).

Dalam pandangan Mohammed Arkoun, apa yang dilakukannya sama dengan apa yang diusahakan oleh Nasr Hamid Abu Zayd, seorang intelektual asal Mesir. Arkoun menyayangkan sikap para ulama Mesir yang menghakimi Nasr Hamid. Padahal metodologi Nasr Hamid memang sangat layak untuk diaplikasikan kepada al-Quran.
Nasr Hamid berpendapat bahwa al-Quran sebagai sebuah teks dapat dikaji dan ditafsirkan bukan hanya oleh kaum Muslim, tapi juga oleh Kristen maupun ateis.
Al-Quran adalah teks linguistik-historis-manusiawi. Ia adalah hasil budaya Arab.
Adopsi sarjana Muslim terhadap metodologi Bible terhadap al-Quran sangat disayangkan. Jika adopsi ini diamini, maka hasilnya fatal sekali. Otentisitas (kesahihan) al-Quran sebagai kalam Allah akan tergugat.
Al-Quran akan diperlakukan sama dengan teks-teks yang lain.
Ia akan menjadi teks historis, padahal sebenarnya (menurut iman & kepercayaan Muslim saja) ia adalah ‘Tanzil’. Ia jelas berbeda dengan sejarah Bible. Sumbernya juga berbeda. Setting sosial dan budaya juga berbeda. Bahkan bahasa asli Bibel sudah tidak banyak lagi digunakan oleh penganut Kristen. Sangat berbeda dengan kaum Muslimin, yang dari dulu telah, sekarang masih, dan akan datang terus membaca dan menghapal al-Quran dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu, mengadopsi metodologi Bibel terhadap al-Quran adalah adopsi dan metodologi yang orang Islam anggapi dan akui sebagai salah kaprah.

Penulisnya ialah Kandidat Doktor di ISTAC-IIUM, Kuala Lumpur

Rabu, 25 Januari 2012

KESAKSIAN ‘MANTAN IMAM’ HAMRAN AMBRIE (PELOPOR TERKENAL MUHAMMADIYAH)

TUHAN MEMBERITAHU SAYA SECARA PERIBADI,,

Pada waktu dulu saya merupakan seorang yang sangat aktif dalam Islam, juga merupakan salah seorang dari Penggerak Muhammadiah dan seorang pengajar Islam.Pada tahun 1947, saya dipilih untuk menjadi pengerus pada Kongress Muslim Kalimantan di Amutai, bersama-sama dengan K.H Idham Chalid. Pada tahun 1950-51 saya menjadi Imam Muslim untuk pasukan tentara di Banjarmasin, dengan kedudukan yang tinggi. Rencana saya telah diterbitkan dalam beberapa majalah Islam seperti Mingguan Adil di Solo, Mingguan Risalah Jihad di Jakarta dan Mingguan Anti-komunis di Bandung. Saya bekerjasama dengan Gerakkan Anti-Kristen dari tahun 1936 di Muara Teweh (Barito) hingga tahun 1962, turut berpartisipasi dengan kelompok yang merancang untuk membentuk undang-undang Islam di seluruh Indonesia, yang mana secara tidak lansung sangat bertentangan dengan dasar keKristenan.
Sebenarnya saya telah memiliki Kitab Suci Injil sendiri semenjak tahun 1936. Walau bagaimanapun, saya tidak membaca dan mencari kebenarannya, tetapi mencari ayat-ayat yang dapat membantu saya untuk berdiri teguh sebagai seorang Muslim yang mempunyai sikap anti-Kristen, dan bersedia untuk menyerang keimanan orang Kristen secara lebih mendalam.
Saya juga mengutuk ‘Isa Al-Masih hingga saya berumur 40 tahun, menolak semua yang mengatakan Dia adalah Tuhan. Saya sengaja mentertawakan dan menolak kebenaran. Tetapi kasih Tuhan sungguh hebat, Dia berusaha mencari dan menyelamatkan saya.
Pada tahun 1961, sewaktu saya mencatat khotbah saya di masjid, saya melihat ayat pada surah Al-Maidah 68, yang berbunyi:
Katakanlah: ‘Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu’.
Saya sudah membaca ayat ini ratusan kali, tetapi akhirnya Tuhan berbisik kepada jiwa saya tentang ‘Taurat dan Injil’ yang mana tertulis di dalam Al-Quran adalah sama dengan Taurat dan Injil yang terdapat di dalam Kitab Suci Injil sekarang. Saya selalu berpendapat bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Al-Quran telah hilang, dan isinya yang benar adalah yang terdapat di dalam Al-Quran. Saya merasa yakin bahwa Taurat dan Injil yang terdapat dalam Kitab Suci Injil sekarang ini adalah palsu, dan isi yang sebenarnya telah dirubah, dilupakan serta ditambah-tambahkan oleh beberapa pihak.
Bagaimanapun, jiwa saya memberitahu saya bahwa Taurat/Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah benar, namun pikiran saya tidak percaya apa yang dikatakan oleh hati saya: ‘Tidak! Taurat dan Injil yang ada di dalam Al-Kitab sekarang adalah palsu’. Pikiran saya bertentangan dengan jiwa saya dan perasaan saya, dan saya menjadi tidak pasti serta ragu-ragu terhadap apa yang betul sebenarnya.
Untuk membuatkan jiwa saya merasa aman, saya menyerahkan masalah saya ini dengan melakukan sembahyang tahjud, yang mana sembahyang ini adalah untuk meminta pertolongan pada Tuhan agar Dia memberi petunjuk yang pasti kepada kebenaran. Saya meminta Tuhan menolong saya untuk memilih yang mana satu dari dua kepercayaan ini yang benar. Inilah doa saya :
‘Oh Tuhan, Pencipta Syurga dan bumi, Tuhan orang Islam, Kristen, Budha, Tuhan bulan dan bintang, lembah dan gunung; Tuhan semesta alam, tolong tunjukkan aku kebenaran tentang apa yang tertulis di dalam Al-Quran yang berkaitan dengan Taurat dan Injil. Adakah ini membawa makna bahwa Taurat dan Injil yang benar sudah lenyap yang terdapat ringkasannya dalam Al-Quran? Jika ini adalah benar, aku memohon kepadaMu untuk kuatkan hatiku bahwa aku mungkin tidak belajar Kitab Suci Injil . Tetapi jika ‘kebenaran di dalam Taurat dan Injil’ yang tertulis di dalam Al-Quran , bermakna kebenaran harus dicari di dalam Kitab Suci Injil sekarang, aku mohon padaMu untuk membuka pintu hatiku semoga aku lebih bersungguh-sungguh untuk belajar Kitab Suci Injil secara jujur.’
Saya tidak bertanya kepada siapapun untuk menolong saya membuat keputusan saya ini. Saya tidak bertanya kepada Imam, orang yang alim dalam Islam, atau teman-teman saya yang bijak pandai. Saya bertanya terus kepada Tuhan yang Maha Tahu untuk membuat pilihan bagi saya, jadi saya membuat pilihan yang benar-benar menurut kehendak Tuhan. Saya sembahyang sungguh-sungguh dan menaruh harapan kepada Tuhan agar Tuhan memberi petunjuk dan hidayah bahwa Dia yang memilih kebenaran untuk saya dan menolong saya agar mengetahui dan mengaku kepada agama yang benar.
Setiap orang yang mempunyai agama berharap bahwa di sana terdapat kehidupan yang benar setelah kematian dan salah seorang diantaranya adalah saya, saya menaruh harapan yang tinggi kepada Tuhan. Saya percaya kepada kehidupan setelah kematian, dimana kita cuma ada dua tempat untuk dituju : ke neraka, dengan hukuman yang tiada hentinya, kekal abadi di dalam api; atau ke Syurga, bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan selama-lamanya. Saya tidak berpikir tentang kehidupan abadi saya.
Sebagai contohnya; mari kita andaikan bahwa kita membawa 10 gram emas murni, kita harus menelitinya secara berhati-hati, untuk memastikan bahwa tidak ada siapapun yang dapat menipu kita, jadi kita tidak akan menyesal di kemudian hari. Berapa banyakkah kiranya kita memikirkan tentang kehidupan masa depan jiwa kita. Kita harus belajar dan meneliti kebenaran untuk sembahyang kepada Tuhan menurut kehendak Tuhan, yang memiliki kehidupan di Syurga. Kalau tidak, kita akan menyesal untuk selama-lamanya karena kelalaian kita. Saya selalu yakin bahwa pencipta Syurga dan neraka adalah Tuhan sendiri, oleh karena itulah saya tidak bertanya dan meminta nasehat pada siapapun, pemimpin Kristen atau Guru Islam. Saya mendekati Tuhan, yang memiliki segala kebenaran, peraturan, dan momohon kepadaNya dengan penuh harapan dan percaya bahwa Dia akan memberi petunjuk yang benar kepada saya.
Puji Tuhan karena segala doa saya telah dikabulkanNya! Ini membuktikan bahwa Dia memberikan kebenaranNya kepada orang yang menghendakinya, dan bertanya dengan sungguh-sungguh.
Ini harus dicatat, selain pada ayat 68 surah Al-Maidah, masih terdapat banyak lagi ayat-ayat lain yang terkandung di dalam Al-Quran, yang menarik hati saya pada waktu itu. Sebagai contohnya; Surah As-Sajdah 23 :
‘Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quraan itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil’
Surah Al-Maidah 46:
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan ‘Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa’.
Surah Al-Maidah 47:
Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya {419}. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik’.
Surah Al-Baqarah 62 :
‘Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin {56}, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah {57}, hari kemudian dan beramal saleh 58, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati’.
Di sana terdapat banyak lagi ayat di dalam Al-Quran yang menunjukkan bahwa Taurat dan Injil adalah jalan yang benar kepada kebenaran menurut kehendak Tuhan.Ayat Al-Quran ini memberi kesedaran kepada saya untuk meneliti Kitab Suci Injil dengan lebih mendalam lagi, karena Tuhan telah berbisik kepada jiwa saya tentang kebenaran ini.
Pada hari yang berikutnya, setelah saya meminta petunjuk pada Tuhan sewaktu sembahyang tahjud, saya merasakan satu perubahan yang jelas pada diri saya. berawal pada hari itu saya menganggap Kitab Suci Injil adalah seperti teman saya dan bukan lagi sebagai musuh. Setiap pagi saya melihat Kitab Suci Injil dengan penuh harapan dan memberi perhatian pada setiap perkataan yang saya baca, karena saya ingin tahu makna yang sebenarnya.
Dengan perkataan :
‘Dengan nama Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.
Saya membuka Kitab Suci Injil. Pada waktu itu saya bertujuan untuk membaca Ulangan 18:15. Kitab ini menarik perhatian saya karena pada waktu dahulunya saya mengunakan ayat ini untuk menyerang keimanan orang Kristen, pemimpin mereka adalah guru, Penginjil, dengan niat supaya mereka tahu dan percaya kepada Nabi Muhammad sebagai nabi yang telah diramalkan di dalam Kitab Suci Injil ini. Sebelumnya saya sudah tahu tentang ayat ini, tetapi sekarang maknanya telah berubah sama sekali bagi saya. Sebenarnya untuk memahami Kitab Suci Injil lama sangatlah sukar bagi orang yang tidak mau mempercayainya, tetapi dari segi yang lain kitab ini menjadi lebih jelas bagi orang yang mau mempercayainya dan hati mereka yang telah disentuh oleh Roh Kudus.
Ayat-ayat di dalam Ulangan 18:15 dibaca seperti berikut :
‘Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan’.
Dahulunya saya menganggap ayat ini memberi ramalan tentang nabi Muhammad.Perkataan ‘nabi itu akan seperti aku (Musa)’ menunjukkan kepada saya tentang pribadi nabi Muhammad sebagai janji nabi karena :
  • Musa dilahirkan mempunyai ibu dan bapa. Muhammad juga dilahirkan seperti Musa, mempunyai ibu dan bapa. Ini tidak seperti Isa Al-Masih yang dilahirkan hanya mempunyai ibu dan tanpa bapa.
  • Ketika Musa beranjak dewasa, dia menikah. Muhammad juga menikah, dan ini bertentangan dengan Isa yang tidak pernah menikah.
  • Musa mempunyai anak lelaki, dan Muhammad juga mempunyai banyak anak. Tetapi Isa tidak mempunyai keturunan karena Dia tidak pernah menikah.
  • Musa meninggal pada umur yang lanjut dan dikuburkan dan ini terjadi juga pada Muhammad. Tetapi Isa tidak meninggal, Dia telah diangkat ke Syurga dan tidak dikuburkan.
Dahulunya sangat jelas bagi saya tentang ayat Ulangan 18:15 yang menunjuk bahwa nabi Muhammad adalah nabi yang dijanjikan oleh Musa, dan bukannya ramalan terhadap Isa sebagai nabi seutuhnya atau sebagai Putera Tuhan, seperti kepercayaan orang Kristen.
Tetapi pada hari ini, saya membaca ayat ini secara perlahan-lahan dan berhati-hati untuk memahami makna yang sebenarnya. Saat saya sampai pada pernyataan ‘…..nabi itu akan seperti aku (Musa)’, Roh Kudus berbisik ke dalam jiwa saya yang berbunyi : ‘Jika kamu mentafsirkan persamaan di antara Muhammad dan Musa dan kedua-duanya adalah dilahirkan mempunyai ibu dan bapa, berarti mereka sama dengan manusia lain yang mempunyai ibu dan bapa. ’Sifat ini tidak boleh digunakan untuk menunjukkan kebenaran ramalan itu.
Selanjutnya jika Muhammad seperti Musa karena dia menikah, dan kedua-duanya juga sama seperti orang lain di dunia ini! Jadi ini tidak bisa dijadikan sebagai bukti untuk mengatakan bahwa Muhammad itu adalah nabi.
Jika Muhammad dianggap sama seperti Musa, karena dia mempunyai keturunan, fakta ini juga tidak bisa digunakan untuk menentukan ramalan itu karena hampir semua orang di dalam dunia ini mempunyai keturunan.
Muhammad hanya seperti Musa, meninggal dalam usia yang tua dan dikuburkan. Jika contoh ini digunakan sebagai bukti tentang ramalan itu, maka fakta ini tidak bisa digunakan sebagai bukti untuk persamaan, sebab setiap orang di dunia ini akan meninggal dan dikuburkan. Kematian dan penguburan adalah perkara biasa dan ini tidak menjadikan seseorang itu lain dari pada yang lain.
Hal ini menjadi lebih kelihatan dan jelas bagi saya bahwa ramalan Musa itu hanya menunjuk tentang Isa sebagai yang dijanjikan. Dengan alasan itu saya mencoba untuk mencari suatu perbedaan yang lain dari pada yang lain dan luar biasa persamaannya di antara Musa dan Isa. Sebenarnya saya memang menemukan beberapa persamaan yang luar biasa di antara dua manusia ini yang tidak terdapat pada orang lain.
  • Semasa jaman kanak-kanak, musa terancam pembunuhan oleh Fir’aun, seperti juga Isa pada masa kanak-kanaknya juga terancam untuk dibunuh oleh Herodas. Tidak semua orang yang dilahirkan menghadapi ancaman pembunuhan pada saat yang masih kanak-kanak.
  • Sewaktu kelahiran Musa, Fir’aun sangat marah dan mengarahkan semua budak-budak lelaki yang berusia dua tahun ke bawah harus dibunuh. Ketika Isa dilahirkan Herodas juga sangat marah dan mengarahkan agar budak lelaki di bawah umur dua tahun dibunuh. Di dalam dunia ini hanya dua peribadi ini saja yang menghadapi pengalaman ancaman pembunuhan ketika masih kanak-kanak. (edit)
  • Semasa jaman kanak-kanaknya, Musa dijaga oleh anak perempuan Fir’aun. Dan semasa kecil Isa dijaga oleh Yusuf yaitu bapa angkatnya. Tidak semua anak di dunia ini dipelihara oleh orang yang dipilih oleh Allah semasa jaman kanak-kanaknya ketika dia menghadapi ancaman.
  • Semasa jaman kanak-kanaknya juga, Musa tinggal jauh dari rumahnya di Mesir. Ini terjadi sama dengan Isa yang hidup di dalam buangan di Mesir. Tidak semua kanak-kanak semasa kecil hidup jauh dari negerinya, seperti Mesir.
  • Ketika Musa telah menjadi utusan Tuhan, dia menerima kuasa dari Tuhan untuk melakukan mukjizat, seperti juga Isa yang menerima kuasa sebagai Firman yang hidup, dan menerima kuasa untuk melakukan mukjizat seperti menyembuhkan orang sakit dan membangunkan orang yang telah mati.
  • Musa membebaskan kaumnya yang dipaksa untuk terus menjadi budak, tetapi Isa membebaskan orangnya dari cengkaman dosa dan maut.
Bukti yang istimewa ini telah mengizinkan saya untuk membuat kesimpulan bahwa ramalan yang luar biasa yang dinyatakan ini di dalam Ulangan 18:15 tidak bermaksud untuk membuktikan Muhammad sebagai nabi yang telah diberitahu terlebih dahulu, tetapi untuk menunjukkan bahwa Isa adalah jelmaan Firman Allah.
Meskipun kasih Allah itu sangat agung dan Dia telah menyadarkan saya untuk melihat dengan lebih jelas lagi ke dalam Kitab Suci Injil sebagai Firman Allah yang benar, tetapi saya masih juga belum bersedia untuk menjadi seorang Kristen. Mengapa? Karena terdapat beberapa perkara di dalam kepercayaan Kristen yang tidak dapat diterima oleh akal saya, khususnya kepercayaan terhadap Isa adalah Putera Tuhan. Semenjak kecil saya telah diajar, dan saya juga mengajar demikian, yaitu:
‘Tuhan tidak mempunyai anak dan Dia tidak diperanakkan.’
Saya juga tidak dapat menyatakan dengan jelas bahwa Isa adalah Tuhan karena saya telah diajar dan saya juga mengajar seperti:
‘TIDAK ADA TUHAN MELAINKAN ALLAH’
Saya juga bersikap anti Triniti. Ini tidak berasas kepada hakikat dan kebenaran tetapi sebaliknya dipengaruhi oleh prasangka yang tidak sepatutnya. Saya telah mengajar murid-murid saya sedemikian:
‘Kepada siapapun yang mengatakan Allah itu adalah tiga merupakan orang yang fasik’
Saya juga tidak dapat menerima kepercayaan Kristen bahwa Isa benar-benar mati di atas kayu salib. Jika ‘Isa Al-Masih’ adalah nabi, penyayang, utusan Tuhan, atau ‘Putera Allah’ sebagaimana orang Kristen memanggilNya, bagaimana dengan senangnya orang Yahudi yang telah menyiksaNya dan mengantungNya di atas kayu salib sehingga mati? Mengapa Tuhan tidak membela Dia, tetapi membiarkan Dia mati di atas kayu salib? Katakanlah saya mempunyai seorang anak lelaki yang disiksa, atau digantung di atas kayu salib, sudah pasti saya akan melawan orang yang menyiksa anak saya itu untuk menyelamatkannya walau apa pun yang akan terjadi. Bagaimana bisa Allah hilang kuasaNya terhadap orang Yahudi? Pada saat itu saya benar-benar tidak dapat menerima hakikat ini.
Dalam usaha untuk mendapatkan pertolongan untuk keterangan ini, saya mengunjungi beberapa orang guru dan juga Penginjil dan bertanya kepada mereka kenapa Isa bergelar Putera Tuhan atau Tuhan dan apa sebenarnya makna tentang Triniti Tuhan. Saya menyelidiki mengapa Isa Putera Tuhan telah dikorbankan di atas kayu salib dan disalibkan oleh orang Yahudi. Saya juga bertanya kepada mereka tentang kenyataan tentang ‘dosa warisan dari bapa kepada anak’ yang saya anggap bahwa itu adalah hukuman yang tidak adil dari Tuhan.
Semua guru yang saya tanya itu menjawab pertanyaan saya dan menerangkannya dengan mendalam, tetapi pada waktu itu saya tidak dapat menerima ulasan mereka walaupun mereka telah menerangkannya dengan jelas sekali. Ini adalah karena perbedaan latar belakang di antara saya dengan mereka, yang mana seperti teluk yang terpisah jauh di antara kami. Perbedaan di dalam agama yang tidak dikaji dengan sesungguhnya untuk mencari maksud yang sama, Pastinya kami mengkaji perbedaan di antara agama untuk mencari kenyataan yang logis berhubungan dengan ketidak fahaman. Pada masa itu saya seperti penerima radio dan guru adalah pembaca berita. Kedua-duanya mempunyai keadaan yang baik, tetapi oleh karena perbedaan gelombang yang panjang menyebabkan siarannya dan penerimaan saya jauh berbeda. Penerima tidak dapat menangkap berita yang sedang disampaikan oleh penyiar. Keterangan dari guru dan Penginjil itu hanyalah seperti masuk telinga sebelah kiri dan keluar telinga sebelah kanan. Hati saya tidak tersentuh, karena saya tidak faham cara perkataan mereka.Guru itu sendiri tidak memahami dengan jelas kedudukan latar belakang saya sewaktu itu, jadi keterangannya tidaklah menurut keperluan saya seperti yang saya harapkan. Ini bukannya berlaku karena keterangan guru itu salah, tetapi karena perbedaan cara berpikir dan penerangannya, oleh sebab itulah saya tidak dapat memahami keterangan yang lainnya. Walau bagaimanapun saya masih berharap. Saya senantiasa yakin, Tuhan akan menolong saya untuk memilih kebenaran, sudah pasti Dia akan membuka pintu hati saya dan memberi petunjuk untuk memahami semua masalah yang menjadi halangan bagi saya.
Saya senantiasa berdoa kepadaNya: ‘Tuhan , aku memohon agar Engkau menunjukkan kebenaranMu kepadaku tentang perkataan ‘Putera Tuhan’ dan nama ‘Rabbana’ untuk Isa. Aku juga memohon agar Engkau menunjukkan kepadaku makna Triniti dan rahsia dibalik penyaliban Al-Masih. Tuhan, Engkau berilah aku pengertian bahwa Kitab Suci Injil yang sebenarnya adalah dari padaMu, maka pastilah Engkau akan menerangkan dan menjelaskan yang halangiku melalui Kitab Suci Injil, yang mana FirmanMu yang benar yang tidak pernah berubah dari awal hingga sekarang dan untuk selamanya.
sesungguhnya telah banyak kali Tuhan menolong saya melalui Roh Kudusnya, yang bekerja di dalam hati saya. Saya akan menerangkan bagaimana Tuhan menolong saya untuk mengatasi halangan ini.

PERJUANGAN SAYA BERTENTANGAN DENGAN KEADAAN LINGKUNGAN SEKITAR

Meskipun saya menjadi pasti dan teguh serta yakin tentang kebenaran ini, dan bersedia untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya, tetapi saya tidak menjadi Kristen secara rasmi, karena kaadaan lingkungan yang menjadi halangan bagi saya. Ketakutan dan kebimbangan ini senantiasa menghantui pikiran saya.
Pengalaman saya menunjukkan bahwa ada banyak orang yang tegas dengan kehendak mereka untuk menerima Isa sebagai penyelamat mereka, tetapi mereka sering terseok-seok untuk menentang pengaruh lingkungan mereka, mungkin karena mereka tidak rela ataupun takut untuk melawan ibu bapa mereka. Kadang-kadang mereka takut kalau-kalau majikan mereka memberhentikan kerja mereka karena mereka memeluk Al-Masih. Orang yang percaya juga akan berselisih faham dengan isteri mereka karena mereka ingin mengikuti Isa bersama-sama dengannya; ini juga merupakan rintangan yang menghalangi mereka ketika mengikuti Isa untuk mempengaruhi hidup dan hati mereka.
Ketakutan terhadap keadaan lingkungan telah ditunjukkan oleh peringatan Isa, ditulis dalam Matius 10:34-36. Dia mengambarkan penderitaan yang mungkin dihadapi oleh setiap orang yang mau mengikutinya :
‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya’.
Bagaimanapun mereka yang membuat keputusan untuk mengikuti Isa sebagai Tuhan dan membiarkan Isa memenuhi hati mereka, segala kebimbangan tidak akan berkepanjangan. Setiap kebimbangan akan dapat diatasi dengan pertolongan dari Tuhan. Saya sendiri mempunyai pengalaman dalam menghadapi tekanan dari lingkunan. Tetapi Tuhan selalu membuka jalan untuk keluar darinya.
Dari 1961 hingga 1964, saya masih melakukan dua tanggungjawab agama. Saya sembahyang mengikut cara Islam dan pergi ke masjid pada setiap hari Jumaat. Saya juga pergi ke gereja pada setiap hari minggu dan pada hari sabtu saya pergi sembahyang di Gereja Adventis. Tetapi di luar kenyakinan saya, saya tidak pergi ke gereja. Ini adalah karena untuk saya belajar tentang kebenaran. Saya juga sering membaca buku-buku dari orang bukan Kristen yang mengatakan bahwa orang di dalam gereja menyembah berhala, seperti patung dan gambar. Oleh sebab itu saya pergi mengunjungi setiap gereja di sekitar Jakarta secara bergiliran, pada hari minggu. Saya juga mengunjungi lebih dari satu gereja pada hari minggu, untuk mencari adanya penyembahan patung atau tidak.
Akhirnya, saya mendapat kesimpulan dan terbukti bahwa kesangsian saya selama ini sudah terjawab. Setiap gereja yang saya kunjungi tidak terdapat berhala atau gambar yang untuk disembah.
Semenjak 1964, jiwa saya sebenarnya sudah dipenuhi dengan Roh Tuhan, Roh Kudus, atau semangat kebenaran. Berawal pada hari itu saya mengambil keputusan untuk menerima Isa sebagai penyelamat peribadi saya sepenuh hati saya. Tetapi saya masih lemah. Saya tidak berani untuk menyatakan kenyakinan saya secara terbuka. Saya masih menyimpan keKristenan saya secara rahsia. Saya mengunjungi gereja Kristen di Kwitang Indonesia untuk pertama kali saya bertanya tentang pembaptisan secara rahsia, saya tidak mau hal ini diketahui oleh famili ataupun isteri saya. Saya tidak tahu siapa yang menjaga gereja itu, tetapi permintaan saya ditolak, tidak boleh dibaptiskan secara rahsia.
Beberapa minggu kemudian, dengan hasrat yang sama yang seringkali berputar-putar di dalam pikiran saya, saya pergi untuk bertemu dengan Rev.J.Sapulete, dekat gereja Bethel di Jatinegara. Dia bersedia untuk membaptis saya, tetapi dengan satu syarat bahwa saya harus membawa dua atau tiga tetanga Kristen, yang bisa membimbing pertumbuhan keimanan saya supaya saya dapat hidup secara Kristen. Saya tidak dapat menerima syarat ini, saya masih lagi tidak mau mengumumkannya di khalayak ramai bahwa saya seorang Kristen. Ini bersumber dari pengaruh lingkungan, terutama keluarga saya. Saya merasa risau jika mereka akan menentang dan menganiaya sanak keluarga saya. Saya juga takut untuk menanyakan pada isteri saya agar mengikuti saya pergi ke gereja. Saya takut jika isteri saya akan menuntut saya ke Kantor Urusan Agama untuk bercerai. Saya sangat takut untuk berhadapan dengan proses perceraian. Sebab itu saya mau menerima Isa secara rahsia. Tetapi jiwa saya tidak setuju, saya tidak ada keraguan apapun tentang penerimaan Isa.
Oleh itu saya tidak lagi melakukan dua tanggungjawab keagamaan. Saya hanya pergi ke gereja. Tetapi ketakutan masih juga berkalanjutan dan kebimbangan mengenai reaksi keluarga saya. Saya tidak tahu bagaimana untuk mengatasinya. Saya tidak jumpai siapapun untuk meminta nasehat bagi masalah saya ini. Pada masa itu saya rasakan bahwa perjuangan saya betul-betul sedang diuji.
Walau bagaimanapun Tuhan memberi waktu untuk membantu mengatasi masalah saya ini. Dahulunya saya menggangap jika saya berbicara dengan isteri saya tentang hal ini dan keluar Islam dan seterusnya memeluk Kristen akan menyebabkan masalah kepada kami. Tetapi Tuhan sangat baik hati, membuka pintu kebenarannya kepada isteri saya sendiri. Dia merasa aman melalui cahaya dan kecantikan pohon Natal yang mana pada saat itu bercahaya dengan terang di kebanyakkan rumah orang Kristen. Hal ini menjadi tanda kepadanya bagaimana indahnya kehidupan di dalam keluarga Kristen. Dia merasa nyaman dengan lagu-lagu Kristen dan hangat serta bercahaya dengan semangat Natal.
Untuk menjelaskan perasaannya, dia dan seorang anak perempuan saya datang kepada saya, untuk memberitahu saya tentang keinginan yang kuat untuk menjadi seorang Kristen. Ini adalah peluang yang sedang saya nanti-nantikan! Pada hari berikutnya setelah Natal, saya berjumpa dengan Rev.J.Sapulete untuk kali kedua, bertanya kepadanya bahwa saya dan keluarga saya mau dibaptiskan dan menerima Isa sebagai Tuhan kami. Permintaan saya diperkenankan dengan segera dan kami -yakni saya, isteri saya dan tujuh orang anak kami telah dibaptiskan pada 26 Des 1969 oleh Rev.J.Sapulete, di gereja Bethel Jemaat GPIB. Satu minggu kemudian anak lelaki saya juga mengikuti kami. Dia juga sering pergi ke gereja secara rahsia, karena dia takut saya mendapat tahu. Saya sendiri pergi ke gereja secara rahsia juga, sebab saya takut isteri-isteri sanak keluarga saya telah menjadi pengikut-pengikut ‘Isa dan kerena itu mempengaruhi hati kami.

Anugerah Berkat Tuhan yang Berkelimpahan
Setelah saya dan keluarga saya dibaptiskan pada 26 Disember 1969, sukacita dan kegembiraan seluruh isi rumah saya telah berubah. Kami menerima terlalu banyak berkat-berkat Tuhan yang dicurahkan dalam hidup kami.
Paulus berkata : ‘Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang’. (2 Kor 5:17)
Apabila seseorang menerima Al-Masih ‘Isa sebagai penyelamatnya, Tuhan akan mengubah kehidupannya. Bayangan Kristus akan menjadi naungannya. Al-kitab berkata: ‘Tuhan mencipta manusia berdasarkan gambarnya’(Kej 1:27). Kehidupan baru ini akan dimulai dengan sukacita yang baru, kasih dan keinginan yang berbeda. Apa yang dahulunya dia kasihi, kini dia benci, dan apa yang dahulunya dia benci, kini berubah menjadi dikasihi. Kehidupannya telah berubah. Perubahan ini sangat mencolok, dan dapat dilihat oleh orang di sekelilingnya. Jalan kehidupannya akan berubah, dan perubahan ini akan dibawa dalam setiap perkataan yang dia ucapkan. Betapa hebatnya!
Saya mempunyai pengalaman dalam perubahan ini dan mereka dapat rasakan dalam kehidupan kami sekeluarga. Jiwa pemarah sudah lenyap dan berubah menjadi kasih. Dalam kehidupan kerohanian, kami merasa aman dan gembira. Kami tidak merasa ragu-ragu dan jiwa kami terjamin dan penuh dengan sukacita.Bahkan di dalam kehidupan seharian, kami mendapat berkat yang berkelimpahan. Ini adalah pengalaman yang membuktikan kebenaran janji Tuhan bahwa telah digenapi oleh ‘Isa Al-Masih, utusanNya.
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ‘Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup’. (Yoh 7:37-38)
‘Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan’.(Yoh 10:10b)
Perubahan di dalam kehidupan isi rumah kami sangat mencolok dan terjadi dengan pantas di mana kami menjadi ejekan. Tetangga, kerabat dan sanak saudara berpendapat bahwa kami telah menerima bantuan dari gereja sebagai balasan karena menjadi Kristen. Orang banyak mengutuk kami dengan berkata: ’Jika kamu ingin menjadi kaya dengan cepat, ikutlah cara en.Ambrie dan menjadi Kristen dan kamu akan mendapat berjuta-juta rupiah dari gereja’.
Mereka menyangka bahwa kehidupan kami diberkati melalui pemberian dari gereja sebagai sogokan karena menjadi Kristen. Tidak, bukan karena itu! Kami tidak menerima bantuan apapun dari gereja atau dari siapapun sebagai balasan karena kami menerima Kristus. Kami tidak menerima duit, harta benda atau janji peluang pekerjaan walau hanya satu senpun. Sesungguhnya berkatan kehidupan kami pada saat itu hanyalah melalui kemurahan hati Tuhan. Ini adalah janji Tuhan bahwa semua orang yang mempercayainya akan memperolehi berkat yang berkelimpahan.

Tahun-tahun yang tidak aktif

Saya menjadi Kristen yang tidak aktif berawal pada tahun 1970-1972. Saya sibuk mengendalikan urusan dagang saya dan membantu keluarga saya. Saya hanya pergi ke gereja pada hari Ahad dan membaca Al-kitab bila saya ada waktu. Tuhan menyalahkan saya karena bersikap demikian. Saya merasa sangat jelas ketika pada waktu itu Tuhan memberi peringatan kepada saya: ‘Jika kamu mau menjadi Kristen, tidaklah cukup hanya dengan bersikap pasif. KeKeristenan tidak akan berkembang jika kamu hanya duduk saja. Bersukacitalah dengan berkat Tuhan yang melimpahi hidup kamu. Sebagai orang Kristen yaitu pengikut Kristus, kamu harus bangun dan memberikan kesaksian kamu dengan jelas mengenai Al-kitab sebagaimana Kristus telah memerintahkannya di dalam Matius 28:19-20
Bagaimana saya hendak memulai dalam memberikan kesaksian secara terbuka dan memberitahu tentang Al-kitab dengan cara paling mudah difahami? Memang saya ingin melakukannya, tetapi saya tidak tahu bagaimana cara hendak memulainya.Untuk hal ini Tuhan telah membuka jalannya, dan ini adalah jalan yang bagaimana Tuhan tunjukkan;
Suatu hari teman baik saya datang dari Banjarmasin untuk menghabiskan waktu malamnya bersama kami. Dia adalah teman yang sebenarnya mengikut arti perkataan. Dia tetap berdiri bersama dengan saya dalam kaadaan susah ataupun senang. Ketika penangkapan dilakukan oleh serdadu-serdadu Belanda, kami selalu berjumpa antara satu sama lain di dalam penjara ataupun di dalam kemah tahanan.
Kami menyambutnya seperti biasa, di dalam rumah kami tidak terdapat tanda mencolok yang menunjukkan bahwa kami telah memeluk agama Kristen. Ketika dia mengucapkan ‘Assalamualaikum’, dan kami menjawab ‘waalaikumussalam’. Teman baik saya ini telah mendengar dari tetangga-tetangga bahwa saya telah memeluk Kristen. Dia menerangkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi, dan telah menyakinkan kepada tetangga saya tentang ini. Dia memberitahu mereka,’ Sudah lama saya kenal teman saya Hamran Ambrie, bukan saja di Jakarta bahkan di Banjarmasin juga. Dia bukanlah seperti kebanyakan Muslim yang lain, dia sangat fanatik tentang keimanannya. Di dalam wilayah dia dikenal sebagai pejuang tentera Muslim, dia adalah seorang anti-Kristen, seorang dari pemimpim Muhammadiyah, jurnalistik Muslim dan guru Islam yang terkenal di kota dan di timur Kalimantan. Lebih-lebih lagi di kongres Islam di seluruh Kalimantan dalam Amuntai 1947, Hamran Ambrie adalah merupakan salah seorang pendirinya. Di dalam militer Indonesia, dia menjadi ketua guru-guru Muslim dalam pasukan tentara di Banjarmasin. Jadi saya yakin bahwa Hamran Ambrie tidak begitu mudah untuk mengubah agama Islamnya pada agama Kristen.’
Tetapi tetangga saya telah menyakinkan dia bahwa untuk beberapa tahun ini, orang di dalam kampung saya telah biasa melihat saya pergi ke gereja lazimnya dan menyiapkan pohon Natal pada hari Natal. Mereka memberitahu dia supaya bertanya kepada saya secara terus terang untuk mendapatkan kepastian selanjutnya.
Jadi dengan segera dia datang ke rumah saya untuk berkunjung, dan langsung bertanya kepada saya mengenai kabar yang mengatakan saya menjadi Kristen itu benar atau tidak? Saya menjawab pertanyaan itu tanpa sedikitpun keraguan: ‘Ya, itu adalah benar dan saya serta seluruh keluarga saya telah dibaptiskan’.
Mendengar jawaban saya dia menangis terisak-isak. Dia meminta maaf karena dia sangat menyesal datang ke tempat itu. Tetapi dia tidak berbuat apa-apa dan berdiri keheranan untuk beberapa saat. Setelah dia kembali ke Banjarmasin, dia memberitahu orang lain, khususnya teman baik saya tentang pemelukan agama saya kepada Kristen.
Berita tentang kejadian ini telah dimasukkan di dalam surat kabar harian UTAMA yang diterbitkan di Banjarmasin oleh teman baik saya yang lain, yang merupakan seorang jurnalis Muslim.Dalam tajuk utama H.Arsyad Maran menulis :

PELOPOR TERKENAL GERAKAN MENJADI KRISTEN

Pelopor terkenal Muhammadiyah jaman 30-an, dia juga merupakan salah seorang ketua editor JIHAD. Js Antemas menulis diantaranya:

PERTUKARAN AGAMA PELOPOR MUHAMMADIYAH PADA KRISTEN

Satu berita yang mengemparkan!

Pemberita IAIN Arthum Artha berharap: ’kami harap berita ini tidak benar, kepercayaan Hamran Ambrie, pelopor kemerdekaan masih dipertanyakan’.
Orang Muslim di Banjarmasin juga memberi sambutan yang kurang menyenangkan terhadap berita ini : ’Masalah ekonomi baru-baru ini telah membuat seseorang beralih agama’. Nama orang muslim ini tidak dinyatakan.
Bahkan Universitas IAIN Antasari juga memberi respon terhadap berita perubahan agama saya ini. Sementara itu pengurus PMW (Muhammadiyah) di Banjarmasin mencoba untuk menyangkal bahwa saya adalah pelopor Muhammadiyah, namun memberitahu bahwa saya hanya sebagai pejuang Islam.
Semua berita tentang keKristenan saya yang telah diterbitkan di dalam surat kabar bertujuan untuk membuat saya merasa malu, dan di balik itu mereka mengharap agar saya kembali kepada Islam. Tetapi kehendak mereka berbeda dengan kehendak Tuhan. Allah mengunakan mereka sebagai satu cara untuk membangun iman saya supaya menjadi seorang pengikut ‘Isa yang kuat imannya dan memberi kesaksian tentang hakikat ‘Isa Al-Masih adalah Tuhan.
Hampir dua bulan peristiwa ‘pertukaran saya menjadi Kristen’ menjadi tajuk perbincangan umum dan tajuk utama di dalam surat kabar Harian UTAMA di Banjarmasin. Saya mendapat berita bahwa pertumpahan darah juga hampir terjadi. Sesetengah dari teman saya menganggap bahwa berita ini adalah suatu fitnah dan bersedia untuk menyerang para penulis. Untunglah dengan segera saya menulis ‘surat terbuka’ -pernyataan saya sendiri mengenai pengakuan tersebut – kepada surat kabar harian UTAMA di Banjarmasin, yang diterbitkan seperti di bawah :
SURAT TERBUKA
Untuk Pembaca harian UTAMA
Assalamualaikum
kepada Tuan :

Saya dengan ini memberitahu bahwa berita itu benar adanya dan saya sekarang menjadi pengikut agama Kristen Protestant dan saya telah beralih semenjak 1964.
Berita di dalam surat kabar itu sangat menarik karena ini mengambarkan saya sebagai pelopor Islam atau pejuang kepada kebebasan.
Saya berterima kasih kepada semua respon dan penghargaan itu, yang mana teman saya telah menunjukkannya kepada saya. Walaupun hingga saat ini, saya tidak pernah merasa dan tidak pernah mengumunkan diri saya sebagai pelopor Islam ataupun pejuang kebebasan. Jika waktu yang lalu saya melibatkan diri dalam perjuangan sebagai penulis oleh teman saya, Ini tidak lebih daripada tanggungjawab seorang anak terhadap ibu pertiwinya. Dengan itu saya menjadi pengikut dan tidak bertanya akan gelar apapun pada jabatan tersebut, apakah itu sebagai veteran maupun sebagai penggagas kemerdekaan. Saya hanyalah melakukan tanggungjawab saya saja.
Terima kasih kepada semua teman saya, khususnya H.Arsyad Maran (saya tidak menerima surat anda), JS.Antenas dan Arthum Artha dan penulis yang menulis surat kepada saya sebagai satu kewajiban. Tidak ada apapun pada surat anda yang dapat saya sangkal atau memberi respon yang bertentangan melainkan pembenaran. Saya tidak pernah meminta bentuk gelar apapun sebagai tanda bagi penggagas kemerdekaan.
Kepada Arthum Artha, saya ada mengantarkan ‘nota keimanan’ yang menjadi asas kepada saya dalam ketaatan saya kepada agama Kristen Protestant.
Apa pun yang terjadi teman tetap teman dan hubungan persahabatan yang baik tidak boleh diputuskan.
Terima kasih kepada kamu semua karena mengambil perhatian tentang hal ini.
Yang Benar,
Hamran Ambrie

6 Mei 1972, Jakarta.

DIMULAINYA MEMBERIKAN KESAKSIAN DALAM KEHIDUPAN KRISTEN SECARA AKTIF

Setelah penerbitan ‘surat terbuka’ di atas, banyak surat yang diterima dari teman-teman saya di Banjarmasin dan Hulu Sungai, semuanya dalam nada penyesalan, disertai dengan nasehat dan peringatan daripada ayat Al-Quran. Juga terdapat surat yang menanyakan tentang peristiwa-peristiwa susulan yang telah membimbing saya sehingga saya memeluk Al-Masih ‘Isa serta InjilNya.
Ini adalah permulaan bagi saya untuk bangun dan memberi kesaksian saya dengan jelas. Pertama saya membalas setiap surat secara peribadi dengan mesin ketik. Setiap surat disertai dengan keterangan yaitu -’nota keimanan’. Hal ini menjadi lebih serius, jadi saya menerbitkan satu tulisan tentang ‘TUHAN ALLAH, AL-MASIH ‘ISA DAN ROH KUDUS’ yang telah dicetak. Edisi selanjutnya yang telah diterbitkan adalah tentang ‘KRISTOLOGI DAN AJARAN KEESAAN TUHAN’, yang telah disempurnakan pada tahun 1973. Dampaknya banyak surat dalam bentuk pertanyaan dan simpati diterima, dan terdapat juga surat di dalam bentuk perbincangan dalam mencari kebenaran.
Lebih-lebih lagi terdapat beberapa majalah Islam yang telah diterbitkan di Jawa yang menyerang kepercayaan saya. Oleh karena rencana itu, banyak lagi surat yang telah dikirimkan kepada saya. Surat-surat yang saya terima datang dari seluruh pelosok di Indonesia termasuk Banjarmasin dan dari kawasan Islam di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan juga dari Sumatera yakni Palembang, Medan, Padang, Acheh, bahkan juga dari negara luar – Arab dan Malaysia.
Ini adalah petunjuk dari Tuhan bahwa saya harus berdiri teguh dan memberi kesaksian bagaimana awalnya hidup baru saya.
Hubungan ini berlanjutan lebih dari enam bulan. Pelbagai masalah tentang Kristen telah dibicarakan. Beberapa pertanyaan dan juga jawaban, saya telah menyusunnya di dalam buku dan menerbitkannya sebagai dokumentari kebenaran :
1. Perbincangan dengan H.M. Yoesoef Sou’yb, penulis Muslim dari Medan (Penolong kepada
Editor Majalah Kiblat di Jakarta)
2. Perbincangan dengan Samudi, (Guru agama Islam di Salatiga)
3. Perbincangan dengan Imam Musa Projosiswoyo, (editor Majalah studi Islam
di Jakarta)
4. Perbincangan dengan Wahyono Hadi (Darul Kutubil Islamiyah Jakarta)
5. Perbincangan dengan Ali Ya’kub Matondang, (Pelajar Islam di Cairo,Arab)
6. Perbincangan dengan A.Hasan Tao, (Penceramah Jemaat Islam Ahmadiyah Indonesia di
Denpasar Bali)
7. Perbincangan dengan Ezif Fahmi dan lain-lain (Kumpulan Pelajar Islam di Surabaya)
8. Perbincangan dengan M.A.Fadly, (Ketua Masjid Agung, Masjid tengah, Cimahi-Bandung)
Hingga pada tahun 1979, saya membalas hampir ribuan surat kepada saudara-saudara yang berketurunan Muslim yang datang dari semua bagian dan seluruh pelosok Republik Indonesia. Setiap hari kedatangan surat ini telah mengasah saya. Mereka menunjukkan bahwa penulis memandang ke arah kebenaran, dan mereka merasa berpuashati setelah saya memberi keterangan kepada mereka. Puji Tuhan Alhamdullillah! Bahkan terdapat sebagian daripada mereka yang datang mengunjungi saya secara peribadi.
Saya lihat betapa banyaknya perhatian yang telah diberikan terhadap ‘pertukaran saya’ dan untuk mencari kebenaran, untuk itu saya mengatur waktu khusus untuk pengunjung-pengunjung guna perundingan tentang kepercayaan dan kebenaran Nasrani Kristen, yaitu setiap hari Selasa, Khamis dan Sabtu, yang mulai dari pagi hingga ke petang.
Puji Tuhan untuk semua ini, Dia mengunakan saya sebagai jalan perantara dan alat-Nya untuk menerangkan kebenaran di dalam Al-Kitab dan Injil bahwa ‘Isa Al-Masih itu adalah Tuhan, khususnya untuk saudara-saudara Muslim saya, dengan harapan bahwa mereka akan memahami Al-Masih ‘Isa dan InjilNya denngan benar.
Diluar jawaban dan pertanyaan serta penyangkalan ini, saya merasa bahwa ketidak-fahaman dan banyak salah tafsir terhadap Al-Kitab, Kitab Suci Injil dan Al-Masih ‘Isa yang dari Tuhan akan segera dapat dibenarkan dengan penjelasan yang terang dan berwibawa.

BERAWALNYA PELAYANAN DI LUAR

Semenjak 1973 hingga Februari 1978, saya memberi kesaksian saya hanya di atas meja saya saja, dengan membalas surat-surat yang menanyakan tentang keKristenan. Saya menerbitkan jawaban untuk surat-surat ini sebagai dokumentari kebenaran.
Tetapi di dalam bulan Februari 1978 saya berdoa: ’Oh Tuhan, tolong berikan pergerakkan-Mu dalam bidang yang baru, karena bidang saya ini yang cuma berbincang melalui surat seperti sudah hampir kekeringan’. Berdoa untuk ini, saya selanjutnya mendapat jawaban di dalam hati saya bahwa keesokan harinya saya harus keluar dari rumah saya, dan dari sana saya akan mencari bidang baru.
Pada awal pagi keesokan harinya, saya keluar dari rumah saya tanpa mengetahui jalan mana yang harus saya ambil. Saat saya sampai di jalan utama, saya berdoa kepada Tuhan agar Dia menunjukkan arah jalan mana yang patut saya ambil. Jiwa saya memberitahu saya bahwa saya harus pergi ke utara. Oleh karena saya tidak tahu arah sebenarnya, saya cuma berjalan keluar. Saya tidak mengunakan kendaraan apapun, mobil ataupun bis. Ketika saya sampai di depan kantor Institut Al-Kitab di Indonesia, Tuhan memberitahu saya agar saya masuk ke kantor itu. Saya merasa ragu-ragu karena saya tidak kenal siapapun. Disana ada Rev.B.Probowinito, tetapi dia sudah pindah ke Salatiga. Saat ini jika saya masuk ke kantor itu, dengan siapa saya harus berbicara, dan apa yang harus saya katakan? Tetapi jiwa saya mendesak saya supaya saya masuk ke dalam kantor itu, lalu saya masuk ke dalam kantor itu.
Salah seorang teman melihat saya masuk ke kantor itu dan mengenali saya, dan tiba-tiba dia memanggil saya: ’En.Ambrie, Puji Tuhan, petunjuk apa! Setiap orang ingin berjumpa dengan kamu’. Dengan segera kami membuka obrolan kami. Kemudian saya berjumpa dengan Rev.M.K.Tjakraatmadja, yang telah mendengar tentang saya dan ingin berjumpa dengan saya. Saya telah diberkati dengan pertukaran ini. Mereka ingin mendukung kerja-kerja penulisan saya.
Saya kagum jika ini adalah cara/bidang baru tetapi mengambil keputusan bahwa ini adalah bukan. Saya ingin pulang ke rumah tetapi jiwa saya mendesak saya supaya meneruskan perjalanan saya ke utara. Saya berjalan hingga saya berdiri di depan kantor Krsangat V. Jiwa saya memberitahu agar saya masuk dan berjumpa dengan Rev.Dr.Ais M.O.Pormes.Saya kagum bagaimana mungkin saya bisa berbicara dengan Rev.Pormes, sedangkan saya tidak kenal dia dengan baik dan saya tidak termasuk dalam organisasinya. Kami pernah bertemu sebelum ini, tetapi sudah tiga tahun yang lalu. Tetapi Roh Kudus berbisik dihati saya, saya terus masuk ke dalam Krsangat V. Sebelum saya masuk ke kantor itu, saya masih juga da;am keraguan. Sebelumnya, Rumah ini penuh dengan hamba Tuhan, tetapi sekarang agak sepi. Barangkali Rev.Pormes sudah pindah. Bagaimana pun Rev.Pormes melihat saya, dia datang ke depan pintu untuk menjemput saya, dan berkata:’Wahai En.Ambrie! Sebenarnya semenjak kemarin, saya banyak berpikir tentang kamu dan ingin berjumpa dengan kamu di sana karena saya ada sesuatu untuk dibicarakan dengan kamu. Saya mengharapkan kamu, mungkin kita bisa bekerjasama satu sama lain’. Saya hampir terkejut! Bagaimana bisa Rev.Pormes mengingat saya? Kami tidak pernah berkenalan secara mendalam sebelumnya. Tetapi saya teringat doa saya pada hari yang lalu. Mungkin Roh Tuhan yang memimpin diri saya untuk masuk ke bidang baru di sini.
Dalam pembicaraan itu terdapat beberapa perkara yang menyegarkan hati saya dan perasaan saya.Rev.Ais Pormes mengharap saya agar saya bekerja bersama dengannya di dalam melayani Tuhan. Juga dia memperhatikan tentang kesehatan saya yang mana pada waktu itu tidak seberapa baik.
Akhirnya Rev.Pormes memberitahu saya untuk mengambil suratnya yang datang dari M.K.Sinaga, ketua BumiAsih di Jalan 4, Solo. Saya melihat surat itu dan memegangnya. Dari rumah K.M.Sinaga, saya meminta untuk pergi ke Hotel Indonesia pada hari Jumaat, dan dia berkata bahwa beberapa guru di sana ingin berjumpa dan berkenalan dengan saya.
Pada pagi Jumaat, 24 Feb 1978, saya pergi ke Hotel Indonesia, untuk pertemuan persekutuan doa yang diadakan oleh pengusaha Kristen di Jakarta, yang dikenal dengan nama ‘C.B.M.C’
Saya seolah olah sudah diperkenalkan kepada mereka dan mereka telah mengetahui nama saya sebelum ini dan mereka ingin berjumpa dengan saya secara peribadi pada hari itu. Bermula pada hari itu saya dijemput untuk kebaktian dalam beberapa persekutuan di rumah, yang mana telah mendorong saya untuk bekerjasama dengan pelayanan gereja. Saya telah memberikan kesaksian saya pada semua gereja di sekitar Jakarta dan Bandung. Hingga ini sekarang saya membuat pelayanan di luar Jakarta juga, mengunjungi selatan Kalimantan, (Banjarmasin, Amuntai), dan Kalimantan tengah, (Palangkaraya), Jawa Timur,(Surabaya dan Malang), Bandung dan lain-lainnya.
Ini merupakan jalan dan bidang baru bagi saya. Saya meneruskan pelayanan saya dengan penuh kepercayaan, mengkabarkan utusan Kitab Suci Injil Al-Masih melalui pelbagai macam persekutuan dan kesaksian yang berbeda.
Walaupun sekarang saya telah mendapat bidang baru dalam bentuk pelayanan di luar rumah saya, pembicaraan melalui surat tidak pernah berhenti bahkan semakin bertambah.Puji Tuhan! Semua surat itu telah memberkati saya dan saya dapat menjawab pelbagai jenis pertanyaan dengan sangat berhasil!

TUHAN MEMPERLUAS PELAYANAN SAYA

Pada 13 Mei 1979, dengan jemputan para penulis, saya diminta untuk menyampaikan ceramah di Masjid Darussalam, Jln Batanghari, Jakarta, Di hadapan perkumpulan pemuda-pemuda Muslim yang terlibat dengan Lembaga Pengajian Islam Al-Furqan. Thema pembicaraannya ialah : ‘Isa Al-Masih adalah Tuhan’. Ketua perdebatan itu adalah Drs. Abunyamin Roham dan Sany Ardi. Para hadirin yang menghadiri dialog tersebut sekitar 100 orang, yang terdiri dari pelajar dan juga guru-guru Islam. Hanya saya sendirian yang datang untuk memberikan jawaban. Dialog ini berakhir dengan keadaan yang baik. Diaolog persahabatan ini diakhiri dengan berjabat tangan.
Pada 22 Juli 1979, ceramah ini disambung antara saya dengan beberapa pemimpim Islam dari majlis Ulama (Muslem Theologian Counsil). Thema pembicarannya adalah ‘Kekuasaan Tuhan-satu dalam Triniti?’. Terdiri dari 10 orang yang mengikuti perdebatan itu, diantaranya adalah Professor Dr. H.M. Rasyidi, Drs. Bunyamin Rohan, Dr. Tagor dan Dr. Asmuni. Moderatornya adalah Dr. Marmansyah Rahman. Yang turut menghadiri sekitar 150 orang yang terdiri dari pemimpin-pemimpin dan guru-guru Islam, dan juga para cendikiawan.
Dua bulan setelah 15 Agustus, saya pergi mengunjungi beberapa tempat di luar kawasan Jakarta, di Barat dan juga Timur Jawa. Pada 1 September, saya berkesempatan memimpin pelayanan Injili dan Kitabiah serta berkunjung ke Menado, Unjung Pandang, Tanah Toraja, Palopo, Balikpapan, Banjarmasin dan juga Kapuas, sambil memberikan kesaksian saya.

PENUTUP

Penyelamatan sangatlah penting untuk setiap orang. Penyelamatan untuk diri sendiri, penyelamatan untuk keluarga, keselamatan harta benda dan berbagai jenis keselamatan yang lainnya. Semuanya ini telah menjadi sasaran utama di dalam kesejahteraan kehidupan.
Seseorang yang beragama, penyelamatan adalah tidak terbatas hanya pada kehidupan duniawi saja, ini meliputi juga keselamatan Rohnya dari pengaruh dosa kepada kebebasan. Penyelamatan Rohnya berhubungan erat dengan hakikat kasih-sayang, yang mana merupakan dasar kehidupan Syurgawi.
Katakan Adam dan Hawa tidak terjerumus ke dalam lembah dosa, manusia masih mempunyai kehidupan yang kekal. Tetapi oleh karena akibat-akibat dosa yang menyusul dari Adam dan Hawa, yang telah melanggar larangan Tuhan, maka manusia Adam dan Hawa telah tersisih dari peluang mereka untuk kehidupan kekal dan terjerumus ke dalam lembah yang mengakibatkan terpisahnya dari kesejahteraan ilahi. Batas akhir untuk keadaan ini adalah kematian dan maut
‘Isa Al-Masih pernah bersabda :
‘Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan’. (Yoh 10:10b)
‘Ajarkan mereka mentaati semua yang sudah Kuperintahkan kepadamu. Dan ingatlah Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman’. (Mat 28:20)
Malaikat memberitahu pengikut Al-Masih ‘Isa:
dan berkata kepada mereka: ‘Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga’. (Kis 1:11)
Dalam satu perkara Al-Masih ‘Isa sendiri berkata:
‘Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya’. (Luk 21:27)
Kedatangan kedua ‘Isa Al-Masih bukan saja diberitahukan di dalam Al-Kitab, malah kebenaran ini didukung dan dipercayai juga oleh kaum Muslim sebagaimana yang kita baca di dalam Hadith Sahih Muslim, di dalam rujukan 127, terdapat kenyataan tentang kedatangan Al-Masih ‘Isa sebagai Hakim yang adil dan benar.
Terdapat 4 janji yang akan menyusul bagi anak-anak Tuhan:
  1. Kehidupan kekal di Syurga dan kehidupan yang lebih mulia dari pada Adam dan Hawa yang merupakan ciptaan asalNya. Dalam usaha untuk mendapatkan kehidupan yang kekal dan keselamatan di Syurga, manusia harus percaya kepada ‘Isa Al-Masih dan menjadi pengikut yang taat serta dibaptiskan.
  2. Kehidupan sepenuhnya, Roh, fisik seperti keperluan material, diperoleh dalam bentuk anugerah kerahmat dari Syurga.
  3. Pengikut Al-Masih ‘Isa tidak akan kekurangan sesuatupun tetapi akan senantiasa penuhi dengan berkelimpahan.
  4. Roh Allah atau Roh Kudus akan senantiasa kekalan dalam setiap orang yang mengaku Kristus, dan menjadi pengikut setiaNya, selama-lamanya hingga ke Hari Kiamat.
Oleh sebab itulah yang mendorong saya untuk menghimbau kepada Anda, Para pembaca yang dikasihi :
Buatlah keputusan anda sekarang! Ambil keputusan untuk menerima janjiNya dan bersedia untuk diselamatkan. Terimalah Rohul-Kudus ‘Isa Al-Masih di dalam hati anda dengan iman, jadilah kehidupan baru, anda akan senantiasa terjamin dan damai sejahtera di dalamNya. Jadi kita boleh hidup bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.
Jangan lepaskan peluang ini. Jangan tunggu hingga esok. Lakukan apa yang patut anda lakukan hari ini. Esok mungkin sudah terlambat. Pintu bertaubat mungkin akan ditutup dan anda akan hidup dalam penyesalan dan menanggung penderitaan untuk selama-lamanya. Datang dengan hati yang benar, dan terimalah ‘Isa Al-Masih sebagai Rabbi anda dan Penyelamat pribadi anda supaya anda boleh memasuki pintu keselamatan di Syurga untuk selama-lamanya.
Pesan admin :
Janganlah ragu untuk menerima anugerah keselamatan kekal, jangan terperdaya oleh tipu muslihat iblis dan menipu diri sendiri bahwa anda sanggup menghapuskan dosa anda dengan usaha anda sendiri. Ingatlah bahwa iblis itu jahat dan licik, ia tidak ingin anda dilepaskan dari dosa, ia akan berusaha agar anda terus menerus diperbudak dosa dan akhirnya binasa bersamanya dalam api kekal neraka.
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yakobus 4 : 6-7)